Pages

Monday 1 October 2012

Sulam Kepala Peniti Jadi Andalan, Bersaing dengan Mancanegara

Keindahan kain berhias sulaman tangan memang bernilai seni tinggi. Sayangnya seni sulam khas Indonesia masih kalah pamor dengan batik, songket atau kain tenun. Nah dengan adanya International Embroidery Festival 2012 ini, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda bisa mencintai produk khas dalam negeri. Seperti apa?, DEWI MARYANI
PAMERAN kain sulam internasional itu akan dilaksanakan di Hall B Jakarta Convention Center mulai 4 hingga 7 Oktober mendatang. ”Ada lebih dari 300 peserta akan hadir. Bukan hanya dari Indonesia, juga dari beberapa negara seperti Iran, Filipina, Malaysia, Vietnam dan Meksiko,” tandasnya. Setiap hari selama pameran akan diadakan workshop menyulam bagi pengunjung di mana mereka bisa belajar menyulam dari para ahlinya.
Tak hanya itu, dalam pameran tersebut, juga ada arena fesyen show menampilkan empat desainer Indonesia yakni Ramli, Didi Budiardjo, Samuel Wattimena dan Tuty Cholid. Sulam bukan sekedar pemberi hiasan pada sebuah bahan, tapi memiliki makna heritage kain lokal di Indonesia.
Ketua Umum Yayasan Sulam Indonesia Ny. Triesna Jero Wacik mengatakan, kriya sulam seperti kain sulam, renda, manik-manik, kain bordir, dan seni sulam lainnya sudah lama tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di tanah air, namun keberadaan seni kreatif ini belum sepopuler kain batik dan tenun songket yang sudah dikenal luas hingga ke mancanegara.
Di Indonesia, seni kerajinan ini, menurut Triesna, masih dipandang sebelah mata. ”Dengan pameran ini, kami ingin memberikan awareness pada masyarakat bahwa sulam itu besar potensi, ragam dan sebaran juga keunikan di masing-masing daerah,” katanya. Seni sulam, jelasnya, adalah proses membuat hiasan di atas berbagai media menggunakan jarum dan benang.
Di dalam negeri, sulam, secara material, motif, dan bentuk produk, masih statis. Padahal khazanah kekayaan ragam budaya dengan latar belakang psikososial di Indonesia sangat beraneka. ”Saya yakin sulam lokal tak kalah, mampu bersaing di tingkat global dan internasional,” katanya. Indonesia, memiliki beragam jenis sulam, misalnya saja sulam kasab dari Aceh, sulam suji cair dan sulam kepalo samek dari Sumatera Barat. Kain sulam kapolo samek adalah kerajinan tangan khas yang memiliki desain menarik dan mempunyai nilai jual tinggi.
Kain tradisional tersebut sering juga disebut kain sulam kepala peniti. Disebut kepala peniti karena bentuk sulamannya mirip dengan kepala peniti. Meskipun perkembangan zaman dan fashion terus mengalami perputaran, namun kain sulam ini tetap menjadi buruan yang paling menarik bagi para pencinta kain sulam kapalok samek dan siap untuk menjadi sumber inspirasi fashion masa kini.
Kain sulam kepalo samek biasanya dapat kita temui dalam berbagai bentuk seperti blouse, kebaya, baju kurung, selain itu juga dapat dibuat baju koko dan jilbab. Dalam pembuatan kain sulam kepalo samek untuk dijadikan pakain memerlukan proses cukup lama, karena memiliki tingkat kesulitan penyulaman yang lebih sulit. (*)

Sumber: indopos.co.id

No comments:

Post a Comment