Pages

Wednesday 31 October 2012

Corak Lokal yang Tersembunyi

Dunia busana di Tanah Air tidak hanya semarak dengan motif daerah seperti batik, tenun, dan songket. Sulam dan bordir merupakan warisan kekayaan tradisi yang juga dapat digunakan untuk mempermanis busana. Seperti apa daya pikatnya?

International Embroidery Festival 2012 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta, beberapa waktu lalu, menyuguhkan kekayaan teknik sulam dan bordir, yang sebagian besar berasal dari daerah di Nusantara. Keterampilan susun benang yang banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga dan para gadis itu mampu menghadirkan sentuhan feminin yang elegan dalam busana.

Monday 29 October 2012

Motivasi Banyuwangi Untuk Perjuangan Lare Osing

Perjuangan adalah satu jalan yang indah untuk dilalui. Halangan dan rintangan adalah satu-kesatuan dari keindahan itu sendiri. Sebuah cerita yang sempurna ...
bisnis-banyuwangi.blogspot.com/.../motivasi-banyuwangi-unt...

Wednesday 17 October 2012

Sulam Kelengkan riwayatmu kini - Berita Sumatera Selatan

Sulam Kelengkan riwayatmu kini - Berita Sumatera Selatan: Kain yang digunakan untuk sulam kelengkan ini biasanya transparan bisa kain sipon, gas maupun bahan lainnya yang tipis. Zainab atau yang biasa disebut ...

Mewahnya Tapis Lampung Benang Emas | Batam Pos

Mewahnya Tapis Lampung Benang Emas | Batam Pos: Aneka motif kain tapis yang dihadirkan yaitu motif sulam Arab, sulam gajah dan juga motif bunga emas. Selain kain tapis, ada juga kebaya, sarung bantal dan ...
www.batampos.co.id/.../mewahnya-tapis-lampung-benang-em...

Monday 1 October 2012

Sulam Kepala Peniti Jadi Andalan, Bersaing dengan Mancanegara

Keindahan kain berhias sulaman tangan memang bernilai seni tinggi. Sayangnya seni sulam khas Indonesia masih kalah pamor dengan batik, songket atau kain tenun. Nah dengan adanya International Embroidery Festival 2012 ini, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda bisa mencintai produk khas dalam negeri. Seperti apa?, DEWI MARYANI
PAMERAN kain sulam internasional itu akan dilaksanakan di Hall B Jakarta Convention Center mulai 4 hingga 7 Oktober mendatang. ”Ada lebih dari 300 peserta akan hadir. Bukan hanya dari Indonesia, juga dari beberapa negara seperti Iran, Filipina, Malaysia, Vietnam dan Meksiko,” tandasnya. Setiap hari selama pameran akan diadakan workshop menyulam bagi pengunjung di mana mereka bisa belajar menyulam dari para ahlinya.
Tak hanya itu, dalam pameran tersebut, juga ada arena fesyen show menampilkan empat desainer Indonesia yakni Ramli, Didi Budiardjo, Samuel Wattimena dan Tuty Cholid. Sulam bukan sekedar pemberi hiasan pada sebuah bahan, tapi memiliki makna heritage kain lokal di Indonesia.
Ketua Umum Yayasan Sulam Indonesia Ny. Triesna Jero Wacik mengatakan, kriya sulam seperti kain sulam, renda, manik-manik, kain bordir, dan seni sulam lainnya sudah lama tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di tanah air, namun keberadaan seni kreatif ini belum sepopuler kain batik dan tenun songket yang sudah dikenal luas hingga ke mancanegara.
Di Indonesia, seni kerajinan ini, menurut Triesna, masih dipandang sebelah mata. ”Dengan pameran ini, kami ingin memberikan awareness pada masyarakat bahwa sulam itu besar potensi, ragam dan sebaran juga keunikan di masing-masing daerah,” katanya. Seni sulam, jelasnya, adalah proses membuat hiasan di atas berbagai media menggunakan jarum dan benang.
Di dalam negeri, sulam, secara material, motif, dan bentuk produk, masih statis. Padahal khazanah kekayaan ragam budaya dengan latar belakang psikososial di Indonesia sangat beraneka. ”Saya yakin sulam lokal tak kalah, mampu bersaing di tingkat global dan internasional,” katanya. Indonesia, memiliki beragam jenis sulam, misalnya saja sulam kasab dari Aceh, sulam suji cair dan sulam kepalo samek dari Sumatera Barat. Kain sulam kapolo samek adalah kerajinan tangan khas yang memiliki desain menarik dan mempunyai nilai jual tinggi.
Kain tradisional tersebut sering juga disebut kain sulam kepala peniti. Disebut kepala peniti karena bentuk sulamannya mirip dengan kepala peniti. Meskipun perkembangan zaman dan fashion terus mengalami perputaran, namun kain sulam ini tetap menjadi buruan yang paling menarik bagi para pencinta kain sulam kapalok samek dan siap untuk menjadi sumber inspirasi fashion masa kini.
Kain sulam kepalo samek biasanya dapat kita temui dalam berbagai bentuk seperti blouse, kebaya, baju kurung, selain itu juga dapat dibuat baju koko dan jilbab. Dalam pembuatan kain sulam kepalo samek untuk dijadikan pakain memerlukan proses cukup lama, karena memiliki tingkat kesulitan penyulaman yang lebih sulit. (*)

Sumber: indopos.co.id

Sulaman Sumbar Menuju Rekor Muri

Anggota Dekranasda Sumbar
Padang, Padek—Dewan Ke­se­nian Nasional Daerah (Dek­ranasda) Sumbar bertekad  memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) dalam hal  pembuatan sulaman  ter­pan­jang. Untuk mewujudkan hal tersebut, sedikitnya 20 meter kain dari motif sulaman  di 19 kabupaten/kota akan dipajang untuk memecahkan  rekor Muri tersebut.

“Diharapkan  dengan pe­me­cahan rekor Muri tersebut,  sulaman  dari Sumbar akan semakin berkibar di tingkat nasional dan internasional,” kata Ketua Dekranasda Sum­bar, Ny Nevi Irwan Prayitno kepada wartawan saat pem­buatan sula­man terpanjang di auditorium Gubernuran, ke­marin (24/9).